Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (15/08). Pandemi Covid 19 belum berakhir, dah baby
boom pasca pandemic covid 19 masih harus diwaspadai.
“Hati hati kepada orang yang usianya sangat subur, begitu
dia berhenti menggunakan alat kontrasepsi maka dalam waktu setahun, 87-92
persen bisa hamil. Ini terutama yang usianya antara 20-30 tahun”, ujar Kepala
BKKBN, Hasto Wardoyo dalam Seminar Online “Strategi Cegah Baby Boom Pasca
Pandemi Covid19” yang di selenggarakan PD IBI Jawa Barat dan PT Bayer
Indonesia, Sabtu (15/8). Imbas dari anjuran #dirumahsaja sepanjang pandemi
Covid-19, masih menjadi kekhawatiran BKKBN. Apalagi jumlah pemakaian semua
jenis kontrasepsi sejak bulan Maret mengalami penurunan. “Sehingga kalau kita
lihat, Kalau suntik kb berhenti, artinya yang hamil 10 persen. Bulan kedua jika
berenti suntik yang hamil 20 persen. Hal ini terjadi dengan catatan suami istri
bertemu dan dalam usia subur. Pil lebih gawat lagi. Jika stop minum pil maka kesuburannya
cepat balik lagi. Dan jika akseptor berhenti minum pil di bulan pertama akan
terjadi kehamilan sebanyak 20 persen, “tambah Hasto. Sementara, jumlah akseptor
di Indonesia sebanyak 36 juta. Jika yg putus pemakaian kontrasepsi sebesar 10
persen saja, akan ada sekitar maksimal 3,6 juta. Nah perhitungannya jika 10-15
persen saja dari yang putus pakai hamil, maka kehamilan akan bertambah sekitar
370 ribu-500 ribu. Yang paling di khawatirkan saat ini adalah unwanted
pregnancy atau kehamilan yang tidak dikehendaki. Jumlahnya
tidak sedikit, Rata-rata 17,5 persen. Para ibu biasanya tidak begitu care pada
kehamilannya. sehingga berujung pada banyak hal. “Nah ini yang kita khawatirkan
karena bisa terjadi aborsi illegal, bisa terjadi asupan dan perhatian yang
kurang pada kehamilan, yang akhirnya menyebabkan angka kematian ibu” jelas
Hasto. Hasto juga berpesan kepada seluruh bidan untuk lebih memperhatikan para
pengantin baru. Karena biasanya bulan pertama yang hamil 25 persen, bulan kedua
yang hamil 63 persen, dan satu tahun yang hamil 80 persen. Di Indonesia penganten
baru setiap tahunnya ada 2 juta. Bahkan sampai 2,5 juta. Nah, kalau dua juta
yang menikah, di tahun yang sama akan hamil 80 persen, jumlahnya 1,6 juta. Nah
jika ada kelahiran 4,8 juta, 1,6 jutanya berasal dari pasangan usia subur baru.
Oleh karena itu, Hasto menitipkan pelayanan KB kepada para bidan. Sebanyak 70
persen pelayanan KB dilakukan oleh bidan. “Jangan takut melayani kontrasepsi
saat pandemi, dan jika kekurangan APD, BKKBN siap untuk membantu. Saya melihat
capaian di bulan Juni luar biasa, sejuta akseptor lebih bisa kita dapat” Hal
ini diungkapkan Hasto karena melihat capaian akseptor di bulan juni yang
mencapai lebih dari 1 juta akseptor dapat terwujud karena kerja sama yang
dilakukan oleh banyak pihak, dan bidan lah salah satu relawan yang melakukan
pelayanan KB. (Humas BKKBN)